Materi Pembelajaran
1. Pengertian
prosesur dan prosedur operasi standar
2. Simbol-simbol
prosedur operasi standar
3. Jenis-jenis POS
dalam administrasi perkantoran
4. Prinsip-prinsip
penyusunan POS
5. Teknik penyusunan POS
I.
Pengertian
Standar Operasional Prosedur | Definisi SOP
Dalam suatu Kegiatan pekerjaan harus memiliki acuan dan
pegangan,walaupun masih ada perusahaan yang tidak memiliki acuan serta pedoman
dalam suatu pekerjaan. Akibat dari Tidak adanya acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan banyak membuat organisasi tidak berfungsi dengan baik, hal ini
dikarenakan para karyawan bingung atas pekerjaan yang mereka akan kerjakan
selanjutnya, dan pihak manajemen pun tidak mempunyai pedoman dalam pengambilan
keputusan sehingga apabila ada suatu kesalahan atau kekeliruan tidak bisa
dianalisis dimana kesalahan itu terjadi karena tidak memiliki alur pedoman yang
jelas.
Tidak adanya acuan serta pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
administrasi di lingkungan pemerintahan maupun instansi negara banyak
dikeluhkan oleh para masyarakat, karena dengan tidak adanya acuan pelayanan
administrasi menyebabkan proses pelayanan menjadi terasa rumit, lamanya
pelayanan dan mengindikasikan adanya praktik-praktik korupsi. Sehingga
ada istilah apabila bisa diperlambat mengapa dipercepat, bagaimana cara
mempercepatnya? ya dengan menggunakan uang sogokan.
Pengertian Standar Operasional Prosedur | Definisi SOP
Agar memahami kegiatan dalam suatu pekerjaan dengan baik setiap
organisasi harus memiliki suatu acuan, instruksi ataupun prosedur kerja. Karena
dengan adanya prosedur atau acuan ini para karyawan, atasan, manajemen maupun
masyarakat mendapatkan suatu kejelasan serta kemudahan transparansi dalam
setiap prosedur pelayanan yang diberikan. Ada beberapa istilah acuan dalam
pekerjaan, antara lain Work Instruction (Instruksi Kerja) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP). Kedua istilah tersebut memiliki fungsi dan makna
yang sama yaitu sebagai acuan kerja perbedaannya hanya dari pemakaian istilah /
bahasa dalam tiap-tiap organisasi.
Definisi Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis,
administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan
komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi
pemerintahan untuk mewujudkan good governance.
Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal
tetapi juga eksternal, karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga
digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa
responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah
memiliki SOP, karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan
publik instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai acuan
dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat
dievaluasi dan terukur.
Di
sadur dari artikel website Universitas Kristen Petra, terdapat beberapa
Definisi Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu :
1.
SOP
adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan
yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi. (EPA, 2001)
2. SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan. (FEMA, 1999)
3. SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. (Lingappan, 2000)
4. SOP adalah suatu panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. (Developing, 2003)
2. SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan. (FEMA, 1999)
3. SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. (Lingappan, 2000)
4. SOP adalah suatu panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. (Developing, 2003)
II.
SIMBOL-SIMBOL
PROSEDUR OPERASI STANDAR
Format
Umum Standard Operating Prosedure (SOP)
Ada empat Faktor yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan Format
penyusunan Standard Operating Prosedure (SOP) yang akan dipakai oleh suatu
organisasi yaitu:
1.
banyaknya
keputusan yang akan dibuat dalam suatu prosedur.
2.
banyaknya
langkah dan sub langkah yang diperlukan dalam suatu
prosedur.
3.
Siapa
yamh dijadikan target sebagai pelaksana Standrad Operating Prosedure (SOP)
4.
tujuan
yang ingin dicapai dalam pembuatan Standard Operating Prosedure (SOP) ini.
Ada jenis Format umum Standard
Operating Prosedure (SOP)
a.
langkah
sederhana (simple steps)
Simple steps dapat digunakan jika
prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikt
keputusan yang bersifat sederhana. format SOP ini dapat digunakan dalam situasi
dimana hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan prosedur yang telah
disusun.
b.
Tahapan berurutan (hierarchical steps)
Format ini merupakan pengembangan
dari simple steps. 0igunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari
"1 langkah dan membutuh kan inormasi yang lebih detail, akan tetapi hanya
memerlukan sedikit pengambilan keputusan.
c.
Grafik(graphic)
Format grafik ini bertujuan untuk
memudahkan dalam memahami prosedur yang ada dan biasanya ditujukan untuk
pelaksanaan eksternal organisasi (pemohon).
d.
Diagram
alir (Flowcharts)
Flowcharts merupakan Format yang
biasa digunakan, jika dalamSOP diperlukan pengambilan keputusan yang banyak
(kompleks) dan membutuhkan opsi jawaban (alternatf jawaban) seperti-jawaban
“ya” atau “tidak”, “lengkap” atau “tidak”, “benar” atau “salah”, dsb.
-
Lingkaran
besar untuk kegiatan operasi (operation/handling), misalnya:
memaku, mengebor, mengetik, dll.
|
||
|
-
Blok panah untuk kegiatan pemindahan (transportation/move),
misalnya: memindahkan material dengan forklift, mengangkat barang
dengan crane, memindahkan barang dengan tangan, dll.
|
|
|
-
Segi empat untuk kegiatan pemeriksaan (inspection),
misalnya: menguji kualitas material, membaca skala pengukur tekanan, meneliti
informasi tertulis, dll.
|
|
|
-
Segi tiga terbalik untuk penyimpanan (storage),
misalnya: tumpukan raw material di gudang, barang jadi di staging
area, penyimpanan surat-surat, dll.
|
|
|
-
Huruf D besar untuk kejadian menunggu (delay),
misalnya: material dalam trolley menunggu diproses lebih lanjut,
menunggu elevator, surat-surat menunggu untuk diarsipkan, dll.
|
|
Terminator, simbol untuk menunjukkan awal
atau akhir dari aliran proses. Umumnya, diberi kata-kata ‘Start’, ‘End’,
‘Mulai’, atau ‘Selesai’.
|
|
|
Process, simbol untuk menunjukkan sebuah
langkah proses atau operasi. Umumnya, menggunakan kata kerja dalam
deskripsi yang singkat dan jelas.
|
|
|
Connector, tanda panah yang menunjukkan
arah aliran dari satu proses ke proses yang lain.
|
|
|
Decision, simbol untuk menunjukkan sebuah
langkah pengambilan keputusan. Umumnya, menggunakan bentuk pertanyaan,
dan biasanya jawabannya terdiri dari ‘yes’ dan ‘no’ atau ‘ya’ dan
‘tidak’ yang menentukan bagaimana alur dalam flowchart
berjalan selanjutnya berdasarkan kriteria atau pertanyaan tersebut.
|
|
|
Sub-process, simbol untuk menunjukkan bahwa
dalam langkah yang dimaksud terdapat flowchart lain yang menggambarkan
langkah tersebut lebih rinci.
|
|
|
Document, simbol untuk menunjukkan proses
atau keberadaan dokumen.
|
|
|
Input/Output, simbol untuk menunjukkan data
yang menjadi input atau output proses.
|
|
|
Connector (On-page), simbol
untuk menunjukkan hubungan simbol dalam flowchart sebagai pengganti
garis untuk menyederhanakan bentuk saat simbol yang akan dihubungkan jaraknya
berjauhan dan rumit jika dihubungkan dengan garis.
|
|
|
Off-page Connector, fungsinya sama dengan Connector,
akan tetapi digunakan untuk menghubungkan simbol-simbol yang berada pada
halaman yang berbeda. Label untuk Connector dapat menggunakan
huruf dan Off-page Connector menggunakan angka.
|
III.
Jenis-jenis POS
dalam Administrasi Perkantoran
Standard
operating procedure POS
atau kadang disingkat dalam bahasa indonesia adalah SOP Standar Operasional
Prosedur, adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu
petunjuk pekerjaan. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu
prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa kehilangan keefektifannya. Setiap
sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh SOP.
SOP
yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin dapat dibagi
menjadi beberapa jenis seperti berikut:
SOP Berdasarkan Sifat Kegiatan
Berdasarkaan sifat kegiatannya, SOP dapat dikategorikan ke
dalam dua jenis yaitu SOP Teknis dan SOP Administratif.
1.
SOP Teknis
SOP
Teknis, adalah
prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang
aparatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. Setiap prosedur
diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan
variasi lain. SOP teknis ini biasanya dilaksanakan oleh satu orang atau satu
kesatuan tim kerja. SOP Teknis berisi langkah-langkah rinci atau cara melakukan
pekerjaan atau langkah detail melaksanakan pekerjaan. Dalam penyelenggaraan
administrasi pemerintahan SOP teknis diterapkan pada bidang-bidang yang
dilaksanakan oleh pelaksana tunggal seperti: pemeliharaan sarana-prasarana,
pemeriksaan keuangan, kearsipan, korespondensi, dokumentasi dan lainnya.
2.
SOP Administratif
SOP
Administratif, adalah
prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan yang
dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur atau pelaksana dengan lebih dari
satu peran atau jabatan. Ciri-ciri SOP Administratif adalah sebagai berikut:
- Pelaksana
kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur atau lebih dari
satu jabatan dan bukan merupakan satu kesatuan tunggal.
- Berisi
tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah pelaksanaan kegiatan
yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan cara melakukan
kegiatan.
Dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan lingkup makro, SOP administratif
dapat digunakan untuk proses-proses perencanaan, penganggaran, dan lainnya,
atau secara garis besar proses-proses dalam siklus penyelenggaraan administrasi
pemerintahan. SOP administratif dalam lingkup mikro, disusun untuk
proses-proses administratif dalam operasional seluruh instansi pemerintah, dari
mulai tingkatan unit organisasi yang paling kecil sampai pada tingkatan organisasi
yang tertinggi, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
SOP Menurut Cakupan dan Besaran
Kegiatan
Menurut cakupan dan besaran kegiatannya, SOP dikategorikan
ke dalam dua jenis yaitu SOP Makro dan SOP Mikro.
1.
SOP Makro
SOP
Makro mencakup beberapa SOP mikro yang mencerminkan bagian dari kegiatan
tersebut atau SOP yang merupakan integrasi dari beberapa SOP mikro yang
membentuk serangkaian kegiatan dalam SOP tersebut. SOP makro tidak mencerminkan
kegiatan yang sesungguhnya dilakukan oleh pelaksana kegiatan.
Contohnya
SOP pengelolaan surat yang merupakan SOP makro dari SOP penanganan surat masuk,
SOP pemberian tanggapan terhadap surat masuk, dan SOP pengiriman surat.
2.
SOP Mikro
SOP
Mikro merupakan bagian dari sebuah SOP (SOP makro) atau SOP yang kegiatannya
menjadi bagian dari kegiatan SOP makro yang lebih besar cakupannya.
SOP Menurut Cakupan dan Kelengkapan
Kegiatan
SOP
menurut cakupan dan kelengkapan kegiatan dikategorikan ke dalam dua jenis,
yaitu SOP Final dan SOP parsial.
1.
SOP Final
SOP
final adalah SOP yang berdasarkan cakupan kegiatannya telah menghasilkan produk
utama yang paling akhir atau final. Contoh: SOP Penyusunan Pedoman merupakan
SOP final dari SOP Penyiapan Bahan Penyusunan Pedoman. SOP penyelenggaraan
bimbingan teknis merupakan SOP final dari SOP penyiapan penyelenggaraan
Bimbingan Teknis.
2.
SOP Parsial
SOP
parsial adalah SOP yang berdasarkan cakupan kegiatannya belum menghasilkan
produk utama yang paling akhir atau final sehingga kegiatan ini masih memiliki
rangkaian kegiatan lanjutan yang mencerminkan produk utama akhirnya. Contoh:
SOP Penyiapan Bahan Penyusunan Pedoman yang merupakan bagian (parsial) dari SOP
Penyusunan Pedoman.
SOP Menurut Cakupan dan Jenis
Kegiatan
SOP
menurut Cakupan dan Jenis Kegiatan dikategorikan ke dalam dua jenis yakni SOP
Generik dan SOP Spesifik.
1.
SOP Generik
SOP
Generik (umum) adalah SOP berdasarkan sifat dan muatan kegiatannya relatif
memiliki kesamaan baik dari kegiatan yang di SOP kan maupun dari tahapan
kegiatan dan pelaksanaannya. Variasi SOP yang ada hanya disebabkan perbedaan
lokasi SOP itu diterapkan. Contoh: SOP Pengelolaan Keuangan di Satker A dan SOP
pengelolaan Keuangan di Satker B memiliki SOP Generik: SOP Pengelolaan Keuangan
dengan aktor: KPA, PPK, Bendahara dan seterusnya.
2.
SOP Spesifik
SOP
spesifik (khusus) adalah SOP berdasarkan sifat dan muatan kegiatannya rellatif
memiliki perbedaan dari kegiatan yang di SOP kan, tahapan kegiatan,
aktor(pelaksana), dan tempat SOP tersebut diterapkan. SOP ini tidak dapat
diterapkan di tempat lain karena sifatnya yang spesifik tersebut. Contoh: SOP
Pelaksanaan Publikasi Hasil Uji Laboratorium A pada Instansi Z hanya berlaku
pada laboratorium A di instansi Z tidak berlaku di laboratorium lainnya.
IV.
Prinsip-prinsip
penyusunan POS
Prinsip Penyusunan SOP
a.
Penyusunan SOP
harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur dokumen.
b.
Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota
organisasi.
c.
Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur,
sehingga perlu dikembangkandiagram alur dari kegiatan organisasi.
d.
SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku.
e.
SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan/penyimpangan.
f.
SOP tidak terlalu rinci.
g.
SOP dibuat sesederhana mungkin.
h.
SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi
dengan prosedur lain.
i.
SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan
sesuai kebutuha
Untuk membuat SOP yang baik
hendaknya suatu perusahaan merujuk pada prinsip-prinsip berikut ini.
1.
Prinsip Kemudahan dan Kejelasan
Prinsip
ini dimaksudkan agar prosedur-prosedur standar yang akan disusun harus dengan
mudah dapat dipahami dan diterapkan oleh semua pegawai termasuk pegawai baru
tanpa mengalami kendala dalam pelaksanaan tugasnya.
2.
Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Prinsip
ini menerapkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pelaksanaan tugas.
Prinsip ini mutlak harus menjadi pedoman dalam penyusunan prosedur kerja.
Diharapkan prinsip ini membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih murah.
3.
Prinsip Perhatian dan Keselarasan
Prinsip
ini bertujuan untuk menyelaraskan prosedur-prosedur yang berkaitan satu dengan
lainnya.
4.
Prinsip Keterukuran
Prinsip
ini menjadi sangat penting dalam SOP karena output dari prosedur-prosedur yang
terstandarisasi mengandung kualitas mutu tertentu yang dapat diukur pencapaian
keberhasilannya.
5.
Prinsip Dinamis
Prinsip
dinamis maksudnya, prosedur-prosedur yang ada dapat dengan mudah disesuaikan
dengan perkembangan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang.
6.
Prinsip Berorientasi pada Konsumen
Prosedur-prosedur
yang dikembangkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna sehingga dapat
memberikan kepuasan pada pengguna.
7.
Prinsip Kepatuhan dan Kepastian Hukum
Penyusunan
SOP harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku,
serta untuk memperoleh kepastian hukum agar dapat ditaati oleh pegawai dan
melindungi pegawai jika terjadi tuntutan hukum.
Prinsip penyusunan standar pelayanan agar dapat
diimplementasikan dan menjadi alat sinergis antara pemberi layanan dengan penerima
jasa layanan, maka dalam penyusunan standar pelayanan perlu menerapkan hal
berikut:
1. Konsensus. Standar pelayanan yang diterapkan
merupakan komitmen dan hasil kesepakatan antar pimpinan dan staf unit pelayanan
dengan memperhatikan pihak yang berkepentingan, serta mengacu peraturan yang
ada.
2. Sederhana. Standar pelayanan yang ditetapkan
memuat aturan-aturan yang bersifat pokok, sehingga mudah dipahami dan
dilaksanakan.
3. Konkret. Prosedur yang distandarkan harus
dapat dimengerti dengan mudah dan mudah pula diterapkan oleh para pegawai.
4. Mudah Diukur. Standar pelayanan yang
diterapkan dapat diukur penerapannya.
5. Terbuka. Standar pelayanan yang ditetapkan
bersifat terbuka untuk mendapat saran dan masukan untuk penyempurnaan.
6. Terjangkau. Terjangkau artinya standar pelayanan
dapat dilaksanakan secara baik dan benar.
7. Pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban yaitu hal-hal
yang diatur dalam standar pelayanan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak yang berkepentingan.
8. Ketepatan waktu. Dalam pencapaian suatu
pekerjaan, sangat diperlukan prinsip ketepatan waktu agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan waktu yang ditentukan.
9. Kesinambungan. Prinsip kesinambungan memungkinkan
prosedur-prosedur yang dibuat diperbarui mengikuti kebutuhan demi meningkatkan
layanan.
V.
Teknik Penyusunan SOP
1. Selalu
bayangkan siapa pengguna SOP
2. Sebelum
mulai menulis, putuskan apa tujuan dari prosedur tsb
3. Gunakan
prinsip “Kerjakan apa yang akan Anda ceritakan, kemudian ceritakan”
4. Buatlah
sebuah panduan sebelum menulis SOP (buat daftar topik yang harus dibicarakan,
kemudian kelompokkan)
5. Mulailah
dengan kata kerja dan hindari kalimat pasif
6. Buat draft
terlebih dahulu
7. Koreksi
draft setelah 24 jam. Perhatikan apa yang dikatakan oleh setiap kalimat,
kemudian perbaiki
8. Perhatikan
kebosanan Anda sendiri ketika membuat SOP. Jika Anda merasa bosan, maka hal
yang sama akan dirasakan oleh pembaca
Manfaat atau fungsi prosedur operasi standar dalam administrasi perkantoran :
BalasHapus1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan.
4. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
5. Meningkatkan Akuntabilitas pelaksanaan tugas.
6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi.
Apakah perusahaan anda berencana menerapkan SOP ? isokonsultindo siap membantu Perusahaan anda
kunjungi isokonsultindo.com