Oleh :
Aisyah Safitri Hayati
Nuriana telah meninggalkan pagi
sampai malam untuk pekerjaannya. Suatu ketika malam itu ia menemui seorang lelaki
tak dikenal disebuah cafetaria. Diam-dian Nuriana memperhatikan lelaki yang
duduk di sudut kanan café ia sedang berbincang dengan teman-temannya. Pikirnya lelaki tampan, berkulit hitam, berbadan tegap
itu sasaran empuk untuk sebuah produk yang sedang ia promosikan. Nuriana
mencuri perbincangan lelaki berkulit hitam hitam itu, bahwa ia seorang kapten
di sebuah kapal yang mengangkut batu bara di Kalimantan.
“Mohon maaf pak saya mengganggu bapak,
saya Nuriana boleh saya minta kartu nama bapak? Ini kartu nama saya.”Ucap
Nuriana sambil menyerahkan kartu namanya.
“Oh ya terima kasih, tapi maaf
kebetulan saya tidak bawa kartu nama bu.” Ucap lelaki itu.
“Oh begitu pa, boleh saya minta no
telponnya?” Ucap Nuriana tak kehabisan akal.
“Oh boleh 083898989898.” Jawab Lelaki
itu. Nuriana mencatat di buku kecil yang ia bawa kemana2. Karena hp-nya habis
baterai.
“Oh ya terima kasih pa, maaf pa
dengan bapak siapa?” Tanya Nuriana
“Sean, bu.”
“Baik terima kasih pa Sean.” Nuriana
meninggalkan Sean dengan senyum.
Hari ini Nuriana
seperti memeras keringatnya, saat masih kuliah ia nyambi mengajar di salah satu
sekolah menengah pertama. Setelah lulus dari sarjananya, ia tidak lagi
mengajar, ia lebih memilih bekerja menjadi unit manager di salah satu
perusahaan besar di Jakarta dan ia mendapatkan beasiswa dari perusahaan untuk
melanjutkan S2nya. Ia merasa apa yang terjadi pada dirinya seperti meminum madu
dari Tuhan.
Malam selepas bekerja ia langsung
menuju ke tempat perkuliahan. Malam itu, ia begitu kelelahan. Sebelum ia tidur
hp-nya berdering, bunyi sms dari nomor tak dikenal.
“Assalamualaikum bu, lagi ngapain bu?”
sms dari nomor tak dikenal.
Pikir Nuriana, yang sms itu adalah
anak murid di SMP dahulu ia mengajar. Karena ia terlalu lelah, ia pun menangkap
isi sms tersebut adalah menanyai kabar.
“Walaikumsalam wr wb. Ibu baik
sayang.”sms Nuriana.
“Kok sayang?”.
“Mohon maaf ini siapa ya? Saya kira
anak murid saya yang menanyakan kabar saya.” Sms Nuriana.
“Oalah bu, makanya jangan terlalu
lelah bu. Saya sean bu. Yang tadi ibu minta no saya.”
“Oh maaf pa, saya belum save no
bapak.” Sms Nuriana.
“Iya bu tidak apa-apa, silakan
istirahat bu mohon maaf menggangu.” Sms sean
Semenjak itu, entah dengan alasan
yang tak begitu jelas. Sean selalu menelpon Nuriana untuk mengajak bertemu.
Nuriana selalu menanyakan untuk keperluan apa bertemu kepada sean. Namun
jawabannya hanya ingin mengobrol dan mengajak makan malam. Nuriana mati kutu,
awalnya ia meminta nomor hp sean hanya untuk urusan kerjaan. Tapi ia merasa
seperti terikat dengan ia meminta nomor hp Sean.
Pikir Nuriana positif dengan ajakan
makan malam Sean, pikirnya tidak apa-apa untuk menambah teman-teman. Malam itu
ia mengajak makan bersama teman-temannya, malam berikutnya ia kembali mengajak
bertemu. Karena Nuriana sudah menganggap Sean adalah teman barunya. Ia pun
menerima ajakan Sean. Kali ini ia mengajak Nuriana untuk menemaninya bermain
bowling. Nuriana pun hanya ikut dalam keseruan berteman. Besoknya ia mengajak
Nuriana untuk menemaninya ke sebuah pusat elektronik untuk membeli hp. Dua hari
kemudian ia mengajak Nuriana untuk datang keacara perkumpulan dengan
teman-temannya karena lusa ia akan turun ke laut selama enam bulan. Nuriana pun
datang ke acara Sean.
Saat itu banyak sekali teman-temannya
yang datang untuk menemui Sean. Bahkan ada bebebrapa temannya yang sudah
mempunyai istri bahkan mempunyai anak datang menemuinya. Ketika Nuriana
terlambat datang, Nuriana merasa orang yang telah ditunggu Sean adalah dia.
Bahkan teman-temannya mengira bahwa Nuriana adalah pacar Sean.
“Bukan,saya temannya.” Jawab Nuriana
pada teman perempuan Sean saat teman sean mengira bahwa Nuriana adalah pacar
sean.
Nuriana menarik kesimpulan dan
menilai seorang Sean, dari beberapa pertemuan dengan sean dan teman-temannya. Ternyata
Sean bukan hanya tampan tapi dia seorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi
terhadap teman-temannya. Bahkan Nuriana melihat Sean begitu berat meninggalkan
teman-temannya tersebut. Dari situ Nuriana menilai Sean adalah lelaki yang
baik.
Malam sebelum pagi Sean pergi. Ia
mengajak Nuriana kembali, ia mengajak makan malam. Hanya saja mereka berdua. Tidak
tahu kenapa malam itu seperti ada hal yang berbeda. Sean lebih serius ketika
berbicara pada Nuriana. Bahkan hal yang mengagetkan, Sean mengungkapkan sesuatu
yang tidak pernah dibayangkan oleh Nuriana.
“Na, tidak tahu kenapa semenjak
pertama kali bertemu kamu. Saya sudah jatuh cinta kepadamu. Saya mau serius
kepadamu.” Ucap Sean.
“Secepat itu? Apa yang membuat kamu
jatuh cinta pada saya?” Tanya Nuriana.
“Saya tidak tahu.” Jawab Sean.
Duhai
cinta yang baru saja datang
jangan
tanyakan mengapa aku ada disini
karena
mencintai tak punya waktu untuk membuat
alasan
ia
begitu cepat menggelora dalam dada
tanpa
melihat ia siapa dan dari mana
karena
engkau datang tidak melewati mata
tanpa
diduga dan disangka engkau sudah berada dalam hati
engkau
tertidur pulas disana dan aku tidak akan membangunkanmu, sampai kapanpun akan
menjagamu, disini. Di hatiku!
Nuriana memutuskan untuk menjalani
terlebih dahulu kepada Sean, agar sama-sama diyakinkan perasaannya.
Terakhir Sean mengantar ke rumah,
karena Nuriana mendengar Sean membutuhkan parfum. Nuriana memberikan parfum
kepada Sean.
********
Sean selalu menghubungi Nuriana meski
terkadang sinyal selalu mengganggu komunikasi mereka. Tiba-tiba ia hilang
begitu saja, tanpa kabar. Dan Nuriana pun memberi pesan kepada Sean “Jika sudah
tidak ada rasa khawatir dalam hatimu, beri tahu aku, sama hal sebelumnya.
ketika engkau sudah diikat dengan sebuah perasaan tidak biasa terhadapku,
engaku memberi kabar kepadaku.”
Menghilang………
*********
Sean mengahiri dengan titik.
Mengakhiri sebuah rasa yang begitu cepat yang menghampirinya . Hanya sebuah
sapaan dan senyum Nuriana, ia berani mengatakan cinta pada Nuriana. Nuriana,
tidak pernah menolak hanya saja penuh Tanya (?). Bagaimana ia bisa mengatakan
begitu cepat ?. Apa yang membuat ia jatuh cinta? Dan jawabannya kala itu hanya
“tidak tahu”.
Lalu apa alasan Nuriana menolak
kebaikan, tidak ada pikirnya. Hanya saja Nuriana memerlukan waktu untuk
mendapatkan cinta yang berkualitas.
Nuriana, tidak ingin sesuatu yang menyakitkan
terjadi karna sebuah cinta yang terburu-buru. Saling mengenal adalah
jawabannya. namun pada akhirnya bukan hanya saling mengenal tapi rasa yang
begitu menyakinkan untuk Sean. Dan pikir Nuriana, mencintailah karna
Allah bukan focus pada orang yang telah dicintai sedangkan ia baru
mengenal Nuriana dengan waktu perkenalan seumur jagung .
Pikir Nuriana, bolehlah Sean mengenal
perempuan lain kala itu ia menyampaikan pada Sean kala Sean begitu gencar
mengatakan cinta pada Nuriana via pesawat telepon. Nurian merasa takut karena
Nuriana benar-benar sedang menyakinkan dirinya tentang perasaan dalam dirinya.
Karena ia merasa belum mempunyai rasa
yang menyakinkan itu, bukan tidak yakin pada Sean. Tapi ia belum merasa yakin
atas perasannya terhadap Sean. Karena memerlukan waktu.
Dan suatu hari, Nuriana tidak dapat
menghindari rasa yang begitu menyakinkan pada Sean. Kala Sean lama tak
menghubunginya. Dan bagaimana Tuhan baru saja menitipkan sebuah rasa yang tidak
biasa pada Nuriana. Lalu, Nuriana benar-benar memperbaiki komunikasi yang
sangat buruk dengan Sean. Nuriana mulai menelpon dan menanyakan kabar Sean. Nuriana
merasa sudah mempunyai alasan pada Sean bahwa ia sudah merasa yakin bahwa
ia adalah jawaban dari setiap persoalannya.
Hanya saja, ungkapan itu belum
terucap. Sean mengatakan pada Nuriana bahwa ia telah datang pada Tuhannya malam
– malam sebelum tidur menceritakan ia pada Tuhannya. Lalu malam berikutnya
Tuhan menemui Sean dalam mimpinya, bahwa Nuriana bukan yang terbaik untuknya.
Mendengar apa yang telah diucapkan Sean, Nuriana menahan tangis dan mengatakan,
“Baik kalau memang itu datang dari
Tuhanmu!”. Ucap Nuriana “Hanya saja Aku juga ingin mengatakan padamu, bahwa aku
sudah diyakinkan dengan Tuhanku tentang perasaanku padamu, aku sudah mulai
mencintaimu dan menerimamu.” Ungkap Nuriana
Cinta itu anugrah yang terindah, maka berbahagialah. Cinta itu dari Allah dan akan kembali kepadanya.
BalasHapus